Fraktur biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik kekuatan sudut dan tenaga tersebut, keadaan tulang, dan jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak (Mansjoer, 2008). Salah satu pengobatan yang menjadi trend adalah pengobatan tradisional untuk patah tulang. Banyak dukun patah tulang yang membuka praktek tanpa kita ketahui dalam kompetensinya, meskipun memang ada beberapa tempat yang pengobatan internasyonal, yang dukun patah tulangnya telah mendapat pelatihan dan memang komponen untuk menangani patah tulang ringan. Banyak sekali laporan kasus yang menyebutkan kecelakaan, rasa nyerinya kronik, infeksi bahkan kematian setelah berobat ke pengobatan altermatif yang parahnya media masa nasional. Menurut World Health Organization (WHO), Pada tahun 2008 terdapat kurang lebih 13 jutah kasus fraktur di dunia. Sementara tahun 2009 terdapat kurang lebih 18 juta kasus dan 2010 mengalami peningkatan terbesar 21 juta kasus. Terjadinya kasus tersebut termasuk di dalamnya adalah insidenkecelakaan, cidera olaraga, bencana alam dan sebagianya (Mardiono, 2010). Kecelakaan merupakan factor penyebab dan memberikan kontribusi tertinggi terhadap kasus fraktur. Berdasarkan data dari Depkes RI (2007), di Indonesia kejadian fraktur yang mencapai 1.3 juta setiap tahun. Menurut Oswari (2017), penyebab fraktur adalah kekerasan langsung, kekerasan langsung yang menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya, kekerasan yang tidak langsung untuk menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh dari tempat terjadinya. Penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk mengidentifikasi asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnose pre operasi frakture tibia di ruang Melati RSUD Bangil Pasuruan.